Share To

Sabtu, 05 Maret 2011

Deteksi Benjolan Payudara

Benjolan Payudara
Perempuan pasti ngeri ketika mendengar penyakit kanker payudara. Kanker payudara merupakan keganasan terbanyak yang mengakibatkan kematian pada wanita di seluruh dunia. Tingginya angka kematian akibat kanker payudara, umumnya disebabkan ditemukan pada tahap lanjut, serta diagnosa yang terlambat. Tapi dengan melakukan deteksi dini, maka penanganan kanker payudara dapat dimaksimalkan. Rutin melakukan Sarari (Memeriksa Payudara Sendiri) adalah salah satu langkah deteksi dini yang sangat disarankan. Dengan melakukan Sarari maka kita akan mengetahui ada tidaknya benjolan yang tidak wajar (abnormal) di sekitar payudara.

" Deteksi Benjolan Payudara Lebih Efektif Dengan FNA-C "

Bila memang anda menemukan benjolan. Sebaiknya periksakan diri ke layanan pusat-pusat deteksi kanker untuk memastikan apakah benjolan tersebut berbahaya. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan biopsy untuk memastikan diagnosa. Namun anda tak perlu khawatir lagi saat ini. Biopsy yang dilakukan sudah semakin efektif. “Melalui teknik baru FNA-C, pasien tak perlu takut pengambilan akan dilakukan dengan melakukan pembedahan kecil dan meninggalkan luka,” ujar dr. Etty Ananto, SpPA dari Pusat Deteksi Dini Kanker (PD3K) Prof. Roem Soedoko & Dr. Etty Ananto Surabaya.

FNA-C dapat digunakan untuk melihat adanya benjolan di semua organ tubuh. Teknik ini tergolong baru. Di Indonesia sendiri baru dilakukan sekitar tahun 2000 an oleh para dokter ahli bedah, dan hanya beberapa Rumah Sakit saja yang melakukannya. FNA-C (Fine Needle Aspiration Cytology) merupakan salah satu modalitas diagnostik dengan mengamati morfologi sel-sel yang diperoleh dengan teknik aspirasi menggunakan jarum halus (jarum berukuran sangat kecil). Menurut dr. Etty, dengan teknik FNA-C, pasien akan merasa lebih nyaman dengan prosedur yang lebih sederhana, praktis, dan tidak melukai, pasien juga akan lebih cepat mendapatkan hasil dari pemeriksaan kurang dari 2 jam

Metode ini relatif kurang invasive (tidak terlalu melukai) bila dibanding dengan tindakan biopsy terbuka sehingga menghindari tindakan pembedahan yang tidak diperlukan. Pada kanker payudara tingkat keakurasian dan sensitifitas hasil pemeriksaan mencapai 98%. Tapi menurut dokter Spesialis Patologi Anatomi ini, letak benjolan yang dalam dan ukuran benjolan yang sangat kecil akan sedikit mempersulit pengambilan sample sel. Maka itu sangat diperlukan pengalaman dan ketrampilan pemeriksa. Oleh karenanya dokter Spesialis Patologi Anatomi mampu melakukan dan melihat hasil lebih akurat pada kasus-kasus tertentu seperti kanker payudara.|Kiatsehat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar