"Dian mencatatkan tingkat kesalahan terkecil di kelompok putri, yakni 329 poin," kata Ketua Pengkot Paralayang Solo Dewanto ''Hendro'' Basuhendro, Senin (13/6).
Capaian tersebut menunjukkan performa Dian yang terus meningkat. Pada PGAWC Seri I di Lithuania, 11-13 Pebruari lalu, dia mengemas medali perunggu. Atlet kelahiran Tegal, 20 Juli 1984 itu gagal menembus tiga besar dalam Seri II di Austria (18-20 Maret) dan seri III di Serbia (26-27 Maret).
Semangatnya tak redup. Dia terus berusaha tampil dengan kemampuan terbaiknya, sehingga menggenggam medali perak pada Seri IV di kawasan Puncak, Bogor, 3-5 Juni lalu.
"Keberhasilannya di Malaysia, mudah-mudahan bisa dipertahankan pada grand final di Jerman, 23-25 September mendatang. Kalkulasi kami, kalau Dian berhasil merebut minimal perak di Jerman nanti, dia bisa menjadi juara dunia tahun ini," kata Hendro.
Menurutnya, Dian akan terus melakukan latihan intensif guna menyongsong seri terakhir, sepulang dari Malaysia. "Tekanan psikologi dan persaingan di Jerman tentu lebih berat. Maka dia akan bersiap diri sebaik mungkin," tutur Hendro.
Berdasarkan data hasil kejuaraan yang dia peroleh, empat urutan teratas putri pada ajang di Malaysia itu, ditempati atlet-atlet Indonesia. Atlet Jabar, Milawati Sirin merebut medali perak dengan tingkat kesalahan 927 poin, disusul Cherry Bonaria (DKI Jakarta, 1.589 poin) dan Lis Andriana (Kaltim, 1.617 poin).
Hasil berbeda terjadi di kelompok putra. Peringkat tertinggi atlet Indonesia di urutan lima, yakni Thomas Widyananto asal Sukoharjo. Thomas mencatatkan tingkat kesalahan 30 poin. Medali emas putra diraih atlet Slovenia Rafael Kerin dengan tingkat kesalahan 12 poin, perak direbut atlet China Quiang Sheng Guang (15 poin) dan perunggu juga disabet atlet Solovenia, Feraric Matjaz (27 poin).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar