Share To

Selasa, 06 November 2012

Mengambil Hati Keluarga Pasangan

Mengambil Hati Keluarga Pasangan
Ternyata, setelah pertemuan pertama yang mengesankan keluarga pasangan, masih ada yang harus dilakukan agar mereka jatuh hati pada Anda.

Mengambil Hati Keluarga Pasangan
Banyak hal yang harus Anda perhatikan sebelum memutuskan menikah. Selain mempertimbangkan calon pasangan sendiri, Anda juga harus mempertimbangkan calon keluarga pasangan.

Ingat, kelak, mereka juga bakal menjadi keluarga Anda juga, kan? Selain calon mertua, Anda juga perlu mengambil hati anggota keluarga yang lain, seperti kakak atau adik calon pasangan.

Yang paling utama memang calon mertua. Biasanya, akan seperti apa hubungan Anda dengan calon mertua sudah bisa diketahui pada saat perkenalan atau pertemuan pertama Anda dengan mereka. Pada saat itulah, Anda bisa mengetahui seperti apa calon mertua, bagaimana pandangan hidup mereka, sikap dan kebiasaan mereka, serta tentu saja pandangan mereka terhadap Anda secara pribadi.

Tanyakan saja pada pasangan, hal apa yang paling tidak disukai oleh ayah dan ibunya. Misalnya, bila ayahnya tidak suka merokok, tinggalkan rokok Anda di dalam mobil. Atau bila ibunya tidak menyukai olah raga tinju, hindari topik pembicaraan seputar tinju.

Tunjukkan Minat
Pada saat bertemu, bahan obrolan juga harus tepat agar calon mertua merasa Anda adalah lawan bicara yang sepadan. Banyak kasus dimana calon mertua mendominasi obrolan dengan topik obrolan yang sama sekali tak disukai calon menantunya. Nah, jika ini yang terjadi pada Anda, mau tidak mau Anda harus mau menjadi pendengar yang baik. Tak nyaman memang, tapi tak ada jalan lain. Cobalah tetap menunjukkan minat terhadap apa yang dibicarakan calon mertua.

Ingat, setiap orang akan menyukai orang lain bila mereka juga disukai. Jadi, tunjukkan sikap penuh perhatian dan tertarik. Perhatikan bahasa tubuh mereka. Pada saat berbicara, tataplah mata calon mertua untuk memperlihatkan bahwa Anda memerhatikan apa yang diucapkannya, duduk yang baik, dan jaga mata agar tetap menatap lawan bicara calon mertua. Jangan menunjukkan bahasa tubuh yang menunjukkan ketidaknyamanan Anda, sekalipun Anda memang tak suka pada topik yang dibicarakan.

Alih-alih merasa kesal, kenapa tak Anda ambil sisi positifnya saja? Jadikan topik yang dibawakan calon mertua sebagai wawasan baru buat Anda.

Beberapa hal lain yang perlu Anda perhatikan pada saat pertemuan pertama misalnya soal baju yang Anda kenakan. Kenakan baju yang pantas dan tepat. Tak perlu berlebihan memakai baju resmi, cukup berpakaian sopan dan rapi. Cara duduk, senyuman yang lepas, dan minat yang Anda tunjukkan akan menjadi bahan penilaian positif dari calon mertua.

Rawat Hubungan
Setelah sukses dengan pertemuan pertama, jangan berpuas diri dulu. Anda masih punya tugas untuk merawat hubungan yang sudah terjalin baik tersebut. Ingat, Anda masih berstatus ‘calon menantu’ dan belum ‘menantu’. Jadi, masih ada kemungkinan calon mertua berubah pikiran, yang bisa-bisa memengaruhi hubungan Anda dengan pasangan juga.

Cara mudah untuk merawat hubungan itu adalah dengan tidak membuat kesalahan fatal. Misalnya, tidak menunjukkan perilaku yang negatif, tetap bersikap sopan, sebisa mungkin beri perhatian pada semua anggota keluarga, termasuk calon mertua, calon kakak dan adik ipar, dan lain-lainnya.

Tunjukkan juga, khususnya kepada calon mertua, bahwa Anda adalah orang yang tepat bagi anaknya. Misalnya dengan menunjukkan tanggung jawab Anda terhadap pasangan, tanggung jawab terhadap karier Anda, terhadap keluarga Anda sendiri, dan terhadap lingkungan Anda. Salah satu contoh tindakan tidak bertanggungjawab terhadap pasangan misalnya adalah tidak menepati janji, bertengkar tanpa sebab, dan sebagainya.

Rasanya, jika hal-hal sederhana ini bisa Anda lakukan, tak ada lagi halangan dari keluarga pasangan bagi Anda berdua. Tentu, akan lebih ideal seandainya hal ini terus Anda lakukan dan pertahankan sampai Anda menikahi pasangan Anda kelak.

Bawa Bingkisan
Selain dengan calon mertua, anggota keluarga inti yang lain juga harus mendapat perhatian tersendiri. Kakak dan adik pasangan, misalnya. Sebaiknya, Anda tahu segala hal tentang mereka, mulai tanggal lahir, hobi, dan tentu saja, sikapnya terhadap Anda. Banyak kasus kita temui dimana calon kakak ipar atau calon adik ipar membenci atau tidak begitu respek terhadap calon kakak atau adik iparnya, bukan? Nah, bagaimana Anda harus menghadapi situasi seperti itu, atau apa yang harus Anda lakukan untuk membuat calon kakak atau adik ipar Anda berbaik-baik pada Anda?

Jalan terbaik adalah mengalah, dalam arti jangan membuka konfrontasi. Cari lebih dulu alasan dari ketidaksukaan mereka terhadap Anda. Kalau ternyata itu semata-mata hanya kebiasaan dan ternyata sikap itu berlaku untuk semua orang baru yang dikenal kakak atau adik ipar, Anda tak perlu khawatir. Seiring berjalannya waktu, sikap ini sedikit demi sedikit pasti akan luntur. Namun, kalau alasannya lebih bersikap pribadi, ada baiknya Anda mencari waktu yang tepat dan bersikap menunggu. Jika perlu minta bantuan calon mertua untuk ‘mendamaikan’ Anda berdua.

Tak ada salahnya sesekali Anda membawa bingkisan untuk mereka. Tentu, Anda harus tanya lebih dulu ke pasangan, apa kira-kira hadiah atau bingkisan yang tepat buat mereka. Ini tak lain agar Anda tak salah memberikan bingkisan. Bayangkan, apa yang ada di pikiran Anda pada saat menerima bingkisan benda yang sangat Anda benci? Jadi, lagi-lagi, informasi sangat penting. Tak perlu bingkisan mahal dan mewah, yang penting, bingkisan itu sifatnya pribadi, artinya sangat dekat dengan pribadi si penerima. Jika calon kakak suka cokelat, bingkisan sekotak cokelat kesukaan calon kakak ipar lebih dari cukup, kok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar